OKI, ENIMTV – Ketua Umum Pusat Kajian Strategis Daerah (PUKAD) Rumah Peradaban Kabupaten OKI, Tsabit Ali Haq, S.Pd.I., M.Pd.I. ikut angkat bicara terkait hanyutnya sebagian konstruksi jembatan di Desa Srigeni, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang terjadi pada Kamis (23/3/2021), di mana Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten OKI Ir. H. Hafis, M.M. memberikan pernyataan kepada beberapa media online bahwa ambruknya jembatan diakibatkan oleh derasnya arus sungai dan juga banyaknya eceng godok serta rumput liar menempel di tiang jembatan,
Tsabit mengatakan melihat dari video beredar terkait ambruknya jembatan, dari foto yang beredar dan juga sumber pemberitaan dari berbagai media serta atas dasar keterangan dari masyarakat, dirinya berasumsi kejadian tersebut terjadi akibat dari kurang dalamnya tiang yang ditancapkan ke dalam tanah dasar sungai.
“Ya terlepas secara teknis yang dikerjakan pihak pemborong memang sudah sesuai prosedur karena kita tidak terlalu paham mekanisme yang diterapkan, tetap saja saya berasumsi tiang jembatan yang ditanam kurang maksimal karena dasar sungai komering di Kabupaten OKI ini penuh dengan lumpur dan pasir yang tentunya perlu ada kajian seberapa dalam secara maksimal tiang jembatan yang harus ditanam, kalau tidak maksimal tentu kejadiannya seperti ini akan terulang kembali,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (26/3).
Tsabit menambahkan, selain itu juga tiang yang ditanam untuk lebih memperkuat konstruksi tiang jembatan dari derasnya arus sungai dan tekanan dari rumput liar yang menumpuk seharusnya tiang jembatan tersebut dicor beton agar kokoh dan kuat, tidak serta merta terangkat oleh kekuatan arus sungai.
“Kita tidak tahu persis apakah di dalam petunjuk pengerjaan itu tiang jembatan dicor beton, apa memang tidak dicor beton, yang jelas kalau pipa tiang jembatan yang ditanam itu kopong untuk secara kekuatan tiang jembatan saya kira kurang maksimal, kejadian seperti ini bukan baru pertama kali terjadi di Kabupaten OKI, di Kecamatan Pedamaran juga hal yang sama pernah terjadi, seharunya ke depan permasalahan yang terjadi menjadi tolak ukur sehingga tidak terjadi lagi peristiwa yang sama ke depannya,” ucap Tsabit.
Terpisah, Ketua Harian PUKAD Kabupaten OKI, Nur Muin, S.I.P., M.Si. saat dimintai penjelasannya terkait hanyutnya sebagian konstruksi jembatan di Desa Srigeni menuturkan hal yang sama, dirinya juga berasumsi kurang dalamnya tiang yang ditanam di dasar sungai.
“Melihat dari fakta di lapangan, saat ini kita hanya bisa berasumsi seperti itu. Untuk memastikan sebab akibatnya, ya itu adalah wewenang pihak berkompeten untuk melakukan penyelidikan apakah kelalaian ataupun murni musibah,” jelasnya. (SMSI)