oleh

Hari Bumi 2021, Warga Desa Muara Maung Gelar Aksi di Aliran Sungai Kungkilan

LAHAT, ENIMTV – Dalam rangka memperingati Hari Bumi tahun 2021, Yayasan Anak Padi bersama warga Desa Muara Maung Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan yang terkena dampak pencemaran dan kerusakan tambang batu bara, menggelar aksi membentangkan spanduk di sepanjang aliran Sungai Kungkilan. Kamis (22/4/2021).

Kepada Enimtv.com, Ketua Yayasan Anak Padi, Sahwan yang juga pemerhati lingkungan, menjelaskan bahwa aktivitas tambang batu bara di hulu sungai telah membuat Sungai Kungkilan rusak, sehingga kebun dan rumah warga digenangi lumpur setiap hujan turun.

Aksi memperingati hari bumi ini juga diikuti oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam aksi. Peserta membentangkan spanduk yang bertulisan SUNGAI KUNGKILAN DIBUNUH BATU BARA, sebagai bentuk protes terhadap perusahaan tambang batu bara yang sedang beroperasi di sekitar Sungai Kungkilan.

Sahwan sedikit menceritakan sejak masuknya pertambangan batu bara di Sumatera Selatan dengan penghasil batu bara terbesar kedua di Indonesia. Cadangan batu bara ini tersebar di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan, salah satunya Kabupaten Lahat.

Baca juga:  Herman Deru Launching Gerakan Sumsel Mandiri Pangan di Kab. Lahat

Tepat pada tahun 2008, sebuah perusahan tambang batu bara masuk di Desa Muara Maung dan beberapa tahun kemudian bertambah tiga perusahaan tambang batu bara lainnya yang beroperasi di wilayah administrasi desa ini. Semua perusahaan pertambangan batu bara ini beroperasi di sekitar Sungai Kungkilan.

Dengan banyaknya pertambangan di desa ini, warga berharap perusahaan akan memberi nilai tambah terhadap penghasilan para penduduk lokal.

“Namun yang terjadi tahun-tahun berikutnya, sebaliknya warga malahan dirugikan dengan ada tambang batu bara, di mana dampaknya tanaman di kebun-kebun warga mati tertimbun lumpur yang terbawa arus sungai,” jelasnya.

Sebelum adanya kegiatan eksploitasi perusahan tambang batu bara di sekitar Sungai Kungkilan, air sungai masih jernih, udara sejuk nan rimbun oleh vegetasi lokal di sepanjang sungai dan seisi sungai masih banyak terdapat biota air berbagai jenis ikan,udang, labi labi, serta bermacam-macam spesies kerang sungai.

Baca juga:  Anggota Polres Lahat Amankan Pelaku Pencurian dari Amuk Massa

“Tapi setelah beberapa tahun terakhir ini hewan tersebut tak nampak lagi, ikut menghilang seiring rusaknya sungai,” ujarnya dengan nada sedih.

Supran Suki, warga Muara Maung yang ikut dalam aksi pembentangan spanduk, menuturkan bahwa saat musim hujan, Sungai Kungkilan mudah banjir dan pada musim kemarau air sungai berwarna hitam pekat.

“Apalagi rumah saya dekat dengan Sungai Kungkilan. Jadi saat musim hujan datang, saya selalu was-was akan datangnya banjir, apalagi banjir datang membawa lumpur. Saya juga khawatir jika sungai ini tidak cepat diselamatkan, akan menimbulkan bencana yang lebih besar,” tuturnya.

Senada dikatakan Hasan Zaini, warga yang juga ikut dalam aksi ini, mengatakan dia ikut terlibat aksi ini karena merasa prihatin melihat Sungai Kungkilan yang sudah sangat dangkal.

“Apalagi pas aksi ini saya melihat langsung keadaan Sungai Kungkilan yang menurut saya ini sudah sangat parah. Saya melihat hulunya seperti ini, wajar saja kalau di sekitar kebun dan rumah warga sisa banjir banyak menyisakan lumpur, saya pikir inilah penyebabnya dan miris sekali. Sampai saat ini ada 36 warga yang dirugikan akibat banjir yang membawa lumpur, hingga saat ini belum ada tanggung jawab oleh pihak perusahaan, padahal tuntutan warga sudah setahun lebih,” katanya.

Baca juga:  Pertemuan ATM ke-25 Resmi Dibuka, Indonesia Sepakati 2 Perjanjian Transportasi Udara

Sahwan dari Yayasan Anak Padi menyampaikan dalam aksi yang dilakukan hari ini adalah bentuk penolakan terhadap penganiayaan manusia yang dilakukan perusahan tambang batu bara.

“Tidak hanya terhadap manusia, tapi juga terhadap bumi. Sesuai tema hari bumi tahun ini ‘Pulihkan Bumi Kita’, kami mengajak semua untuk tidak melakukan pencemaran baik di air, tanah dan udara yang berdampak pada banyak orang,” katanya.

Di samping memulihkan, pihaknya juga mengajak seluruh elemen untuk mempertahankan hutan yang masih asri dari dari segala bentuk deforestasi demi keselamatan penghuni bumi. (Endi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *