oleh

Indonesia Duduki Peringkat Kedua di Dunia, Pencipta Lapangan Kerja dari Biofuel

JAKARTA, ENIMTV – Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam penciptaan lapangan pekerjaan dari energi terbarukan, khususnya biofuel.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis International Renewable Energy Agency/Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), indonesia berada di peringkat 2 dari 10 negara yang memimpin penciptaan pekerjaan untuk biofuel.

Adapun peringkat pertama diduduki Brasil. Untuk negara di urutan ketiga dan seterusnya adalah AS, Kolombia, Thailand, Malaysia, China, Polandia, Rumania, dan Filipina.

Dilansir dari ANTARA, Indonesia merupakan negara produsen biodiesel terbesar dan IRENA memperkirakan bidang ini mempekerjakan 494.400 orang di Indonesia.

Data terbaru yang dirilis IRENA dikutip ANTARA di Jakarta, Rabu (30/9/2020) tersebut, mengungkapkan pekerjaan di sektor energi terbarukan mencapai 11,5 juta secara global pada tahun lalu, dengan didominasi oleh panel surya sekitar 3,8 juta pekerjaan atau sepertiga dari total.

Laporan tersebut merupakan edisi ketujuh Renewable Energy and Jobs – Annual Review yang dirilis IRENA.

Baca juga:  KPK Periksa Proyek Jalan di Kabupaten OI Senilai Rp17,5 Miliar

“Mengadopsi energi terbarukan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan lokal di pasar energi yang berkembang dan sedang berkembang,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) IRENA Francesco La Camera.

DIrjen IRENA itu menjelaskan bahwa bagian yang tumbuh dari pekerjaan di panel surya cenderung off-grid, sehingga mendukung pemanfaatan produktif untuk pertanian, pemrosesan makanan, serta perawatan kesehatan di komunitas yang sebelumnya terpencil, terisolasi, dan miskin energi.

Menurut laporan tersebut, 63 persen dari semua pekerjaan di bidang energi terbarukan tercatat di Asia, yang sekaligus menegaskan status Asia sebagai pemimpin pasar.

Menyusul setelah panel surya, ada biofuel yang menciptakan 2,5 juta pekerjaan. Banyak dari pekerjaan ini berada dalam rantai pasokan pertanian yang padat karya, terutama di negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Sektor energi terbarukan lainnya yang juga menciptakan banyak pekerjaan adalah industri tenaga air dan dingin yang masing-masing menghasilkan hampir 2 juta dan 1,2 juta pekerjaan.

Baca juga:  Pembangunan GOR Multifungsi Desa Lebak Budi Disinyalir Bermasalah

Ben Backwell, CEO Global Wind Energy Council (GWEC), mengatakan bahwa pembuat kebijakan harus mengakui semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa investasi di energi terbarukan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibanding investasi di energi fosil.

“Menghabiskan 1 juta dolar AS untuk energi terbarukan, menciptakan lapangan kerja tiga kali lebih banyak daripada untuk bahan bakar fosil. IRENA telah menetapkan bahwa masa depan energi bersih, di mana tenaga angin menghasilkan sepertiga dari listrik dunia pada 2050, akan melipatgandakan lapangan kerja energi terbarukan global menjadi 42 juta pekerjaan dan menciptakan perolehan lapangan kerja bersih yang dramatis dibandingkan dengan hilangnya pekerjaan di sektor konvensional,” kata dia.

Backwell juga mengingatkan bahwa energi angin memiliki peran penting dalam pemulihan hijau untuk keluar dari krisis COVID. Di sektor angin lepas pantai saja, GWEC memperkirakan 51 gigawatt (GW) akan dipasang di seluruh dunia pada 2024 dan dapat menciptakan hampir 900 ribu pekerjaan selama lima tahun ke depan.

Baca juga:  Lapas Muara Enim Jalani Simulasi Evaluasi WBBM di Hadapan TPN Kemenpan-RB

IRENA Jobs Review 2020 ini menyebutkan bahwa 10 negara yang menciptakan pekerjaan terbanyak dari panel surya adalah China, Jepang, Amerika Serikat, India, Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Brasil, Jerman, dan Filipina.

Kevin Tu, selaku penasihat senior di Agora Energiewende – sebuah lembaga pemikir transisi energi internasional yang bermarkas di Berlin, mengatakan bahwa meskin batu bara saat ini mendominasi sektor energi, China menyumbang 58 persen dari konsumsi energi primer, pekerjaan yang disediakan oleh industri pertambangan batu bara China mengalami penurunan dari 5,3 juta pada akhir 2013 menjadi 2,6 juta pada awal 2020.

“Sebagai perbandingan, lapangan kerja yang diciptakan oleh industri terbarukan China naik menjadi 4,4 juta pada 2019, menyumbang 38 persen dari pekerjaan energi terbarukan global. Dari perspektif penciptaan lapangan kerja, masa depan sektor energi China adalah milik energi terbarukan,” kata Kevin. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *