MUARA ENIM, ENIMTV – Masyarakat Desa Aur Duri, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim kembali mengeluhkan kondisi jalan rusak yang sering dilewati mobil bertonase di atas 5 ton.
Sejumlah titik kerusakan terpantau hampir merata di ruas jalan Desa Aur Duri. Hal ini menjadi keluhan pengguna jalan dan warga Desa Aur Duri, terutama beberapa akses yang susah dilewati kendaraan roda dua.
Diketahui, jalan desa tersebut sudah ada sejak lama sebelum Indonesia merdeka, jalan desa sudah ada yang digunakan masyarakat untuk transportasi angkutan hasil pertanian kebun karet dan sawit.
Prihatin dengan kondisi jalan di kampung halamannya yang tak kunjung diperbaiki Pemerintah Kabupaten, Kepala Desa Aur Duri, Muslim (53) mengeluarkan dana pribadi untuk memperbaikinya lalu bergotong royong bersama warga, Rabu (1/3/2023).
Tak tanggung-tanggung, kepala desa tersebut rela menggunakan uang pribadinya untuk membangun jalan hancur sepanjang kurang lebih 1,8 kilometer di tanah kelahirannya itu.
Selain itu, Kepala Desa Aur Duri juga sampai mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes), yang mana bertuliskan mobil bertonase di atas 3 ton dilarang lewat/melintas.
Kepala Desa Aur Duri, Muslim berharap ada perhatian Pemerintah Kabupaten, mungkin bisa menggunakan dana darurat atau ke depannya anggota DPRD bisa memberikan aspirasi dana untuk perbaikan jalan Desa Aur Duri .
Upaya masyarakat setempat dinilai sudah maksimal oleh kepala desa, karena masyarakat kerap memperbaiki jalan sepanjang dengan tanah. Namun, ketika hujan turun jalanan menjadi becek sehingga kembali mengganggu arus transportasi.
“Kami Pemerintah Desa telah mengeluarkan Perkades Nomor 2 Tahun 2023 tentang Angkutan Jalan Dalam Desa Aur Duri. lahirnya Peraturan Kepala Desa Aur Duri ini dikarenakan banyaknya jalan desa yang rusak yang juga dilalui atau dimanfaatkan oleh perusahaan baik untuk kendaraan operasional maupun kendaraan produksi kayu PT MHP,” jelas Muslim kepada Enimtv.com, Rabu (1/3/2023).
Muslim menegaskan, mulai hari ini kendaraan yang boleh melintas maksimal bertonase 3 ton, dikarenakan kapasitas jalan desa yaitu jalan tanah.
“Jalan yang kami portal adalah jalan desa yang digunakan perusahaan. Tidak ada jalan perusahaan, yang ada jalan desa yang digunakan oleh perusahaan untuk aktivitas perusahaan,” tegasnya.
Muslim menambahkan, perbaikan jalan dilakukan dengan menghamparkan batu pecah agar tidak mudah rusak, sehingga bisa dilewati masyarakat desa yang melakukan rutinitas setiap hari.
“Saya berharap anggota DPRD bisa menggunakan dana darurat bencana untuk membantu ruas jalan tersebut dengan batu, karena jalan tersebut merupakan urat nadi perekonomian masyarakat Aur Duri,” tambahnya.
Sementara itu, Herman (34), salah satu warga yang mengikuti gotong royong, mengatakan jalan desa ini rusak parah berlumpur, sehingga mengakibatkan warga yang mengendarai kendaraan bermotor sulit untuk melintas.
Kerusakan jalan, terutama jalan yang menjadi akses utama warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tentu rawan sekali akan terjadinya kecelakaan, terjatuh saat membawa karet dan hasil perkebunan lainnya.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi jalan di desa kami yang rusak ini, karena jalan ini merupakan akses utama warga,” kata Herman saat dibincangi Enimtv.com.
“Mengingat kondisi cuaca yang akhir-akhir ini kerap turun hujan deras, kita khawatir kondisi kerusakan jalan desa akan semakin parah bila terus dibiarkan, sehingga kepala desa dengan terpaksa membuat imbauan larangan mobil berat melintas,” pungkasnya. (Rull)