Manila, EnimTV.com – Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) mengklaim serangan di markas militer kawasan selatan Filipina yang dilaporkan menewaskan tujuh orang.
Serangan bunuh diri termasuk kejadian langka di Filipina. Namun taktik itu mulai dipakai oleh kelompok ekstremis dalam dua ledakan bom dalam 12 bulan terakhir.
Pelaku utama serangan di Pulau Jolo pada Jumat (28/6/2019) merupakan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, Abu Sayyaf, yang sering menggelar serangan mematikan.
Diwartakan AFP Sabtu (29/6/2019), ledakan itu membunuh tiga tentara, dua warga sipil, dua orang tak dikenal yang diduga merupakan pelaku dengan potongan tubuh berceceran di jalan.
Juru bicara militer Letnan Kolonel Gerald Monfort mengatakan, saat ini mereka tengah menyelidiki serangan itu. “Kemungkinannya adalah itu bom bunuh diri,” paparnya.
Rita Katz, Direktur SITE Intelligence Group yang memonitor aktivitas kelompok ekstremis menyatakan, serangan itu dilakukan dua orang anggota ISIS.
ISIS juga merilis foto yang menunjukkan dua orang pemuda berdiri di samping bendera lambang ISIS yang sering mengklaim adanya serangan bunuh diri.
Kelompok itu menyebut bertanggung jawab atas bom bunuh diri di gereja Katolik pada Januari lalu saat misa digelar dan menewaskan setidaknya 20 orang.
Otoritas mengungkapkan serangan di gereja Katolik dan bom mobil di pos pemeriksaan di Pulau Basilan pada Juli 2018 merupakan serangan bunuh diri.(sumber: Kompas)