Jembatan Muara Lawai Ambruk, Angkutan Batu Bara Dihentikan Sementara

Berita, Daerah85 views

MUARA ENIM, ENIMTV – Pasca ambruknya jembatan di jalan nasional tepatnya Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, angkutan batu bara dihentikan sementara

Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol Maesa Seogriwo, mengatakan dengan adanya kejadian ini, pihaknya akan melakukan koordinasi untuk mengantisipasi dampak dari kejadian tersebut.

“Kita akan bahas dengan kapolres, Kasat Reskim dan Kasat Lantas, Polda dan Mabes Polri tentunya, terkait langkah-langkah untuk ditindaklanjuti, sementara kami akan mencari bahan-bahan untuk ditindaklanjuti,” terang Maesa di sela-sela meninjau lokasi jembatan ambruk, Senin 30 Juni 2025.

Pihaknya akan terus memberikan saran dan masukan ke depan untuk ditindaklanjuti. Sementara angkutan batu bara yang akan melintas dihentikan terlebih dahulu di kantong-kantong parkir.

Ketika ditanya penindakan terhadap kendaraan ODOL, ini pasti akan ada tidak lanjut ke depan, sementara fokus rekayasa lalulintas, sambil menunggu hasil koordinasi dan konsulidasi.

Kasatker PJN Wilayah II Sumsel Mardalena IF mengatakan, langkah-langkah yang akan dilakukan pertama akan melakukan evakuasi terhadap kendaraan, sebelumnya para sopir telah lebih dahulu dievakuasi.

Sebetulnya untuk jembatan yang berdampingan itu saat ini sedang proses finishing pengerjaan lantai, masih harus menunggu pengaspalan. Tetapi sementara ini sudah bisa dilalui kendaraan dengan beban yang disesuaikan

Jembatan yang ambruk tersebut merupakan jembatan Callender Hamilton harusnya tidak boleh melebihi 30 sampai 40 ton.

Baca juga:  Tegas! Truk Batu Bara Tak Diberi Izin Lewat Jembatan Enim III

“Seperti yang teman-teman ketahui di lokasi tersebut telah menanggung kapasitas yang melebihi, dengan lebar jembatan hanya 6 meter itu sudah tidak memungkinkan truk bisa masuk secara bersamaan,” ujarnya.

Sehingga dengan begitu, kata dia, terjadi tumpukan beban di bagian tengah jembatan, pihaknya setiap tahun selalu melakukan tindakan preventif terhadap jembatan tersebut. Hanya saja, setiap jembatan memiliki kapasitas maksimum, jika dilalui dengan kapasitas yang over maka akan mengakibatkan hal demikian.

Terpisah, Nopan (32), sopir truk Mitsubishi Fuso warna orange Nopol BG 8625 EK milik PT TBP, mengatakan sebelum kejadian kendaraan yang ia kemudikan melaju dari arah Muara Enim menuju Lahat.

Setiba di lokasi saat melewati jembatan, kata dia, tepatnya diujung jembatan (Antar Aspal-Jembatan. Dari arah berlawanan datang tiga mobil truk Hino sarat muatan batu bata beriringan masuk jembatan sehingga menyebankan jembatan ambruk.

“Aku tuh la nak sampai di ujung jembatan datang mobel angkutan batu bara sekali tigo masuk jembatan galo. Langsung ambruk jembatan, mobel aku langsung tepundur,” jelasnya.

Pantauan di lapangan, ambruknya Jembatan Muara Lawai menyebabkan penumpukan kendaraan angkutan batu bara di Batas Kota Muara Enim – Lahat dan Terminal Regional Muara Enim.

Jembatan dengan panjang 50 meter dan lebar 6,1 meter tersebut ambruk sekitar pukul 23.30 WIB, mengakibatkan 4 kendaraan pengangkut batu bara nyaris masuk kedalam sungai.

Baca juga:  Ditargetkan Rampung Akhir Tahun, Jembatan Senilai Rp 25,9 Miliar di Pangkalpinang Malah Ambruk

Salah satu supir angkutan BBM, Apid (28) mengaku telah terjebak kemacetan sejak subuh, diakuinya hal ini berdampak pada distribusi bahan bakar minyak ke perusahaan.

Setelah kejadian, pihak berwajib membuka jembatan yang kembar yang selama ini sedang direhab. Namun karena masa rehab, jembatan tersebut hanya dilalui angkutan bertonase maksimal 12 ton.

“Hal ini tentu berdampak terhadap kami, karena distribusi BBM ini terhambat, kami sudah melakukan koordinasi dengan perusahaan tinggal tunggu petunjuk,” ujarnya.

Terpisah, Warga Muara Enim, Rasyid (32) mengeluhkan kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan SMB II Muara Enim tepatnya di seputaran terminal regional.

Pasalnya, banyak angkutan batu bara penuh muatan terparkir di badan jalan, sehingga beberapa kendaraan pribadi melakukan putar arah dan mencari jalur lain.

“Macet sejak subuh tadi, saat hendak membeli sarapan, saya berharap keadaan ini segera teratasi, kemudian angkutan Batu Bara ini kalau bisa jangan parkir di sepanjang jalan SMB II,” harapnya. (Aal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *