MUARA ENIM, ENIMTV – Sebagai upaya untuk meningkatkan penjaringan cakupan program Kesehatan Jiwa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Muara Enim meluncurkan inovasi berupa Tas Lapangan Kesehatan Jiwa.
Peluncuran inovasi tersebut dilakukan di sela kegiatan Pertemuan Peserta Orientasi Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa (ODMK) bagi Pengelola Program Kesehatan Jiwa dan Napza se-Kabupaten Muara Enim, di Hotel Griya Sintesa Muara Enim, Senin (02/10/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Muara Enim dr. Eni Zatila, M.K.M. mengatakan, pemberian Tas Lapangan Kesehatan Jiwa bagi pengelola program Kesehatan Jiwa di 22 Puskesmas di Kabupaten Muara Enim merupakan yang pertama di Indonesia.
“Ini untuk mempermudah teman-teman yang bertugas di lapangan dalam melakukan penjaringan terhadap orang-orang dengan gangguan mental. Isi Tas Kit ini di antaranya ada alat cukur, gunting kuku, shampoo, obat-obatan dan alat pemeriksaan kesehatan,” kata Eni saat diwawancara awak media.
Eni mengungkapkan, kasus ODMK di Kabupaten Muara Enim terbilang cukup tinggi. Dari sasaran penjaringan yang berjumlah 1.290, per Agustus 2023 ini sudah mencapai 75% atau 973.
“Jadi nantinya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ini bisa terjaring dan diobati,” ungkapnya.
Dengan berhasil ditemukannya kasus ODMK maupun ODGJ ini, artinya Dinkes Muara Enim bisa melakukan intervensi supaya tidak menimbulkan gangguan di masyarakat.
“Ini juga untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk di lingkungan keluarganya,” sambung Eni.
Dirinya berharap dengan penjaringan yang dilakukan ini bisa mencegah terjadinya kasus pemasungan di Kabupaten Muara Enim.
“Karena kita tahu bahwa di Kabupaten Muara Enim masih ada kasus pasung, tapi cukup menurun dari tahun kemarin. Sebelumnya di 2022 kita ada kasus 44 ODGJ yang dipasung, sekarang ada 31 kasus,” tutur Eni.
Selain upaya penjaringan ODGJ, jelas Eni, Dinkes Muara Enim bekerja sama dengan instansi terkait juga melakukan upaya-upaya untuk pencegahan dan deteksi orang-orang yang mempunyai kecenderungan terjadinya gangguan jiwa.
“Misalnya ada anak yang menjadi korban bullying, kemudian ibu-ibu yang mengalami KDRT, itu juga harus diintervensi karena ada kecenderungan untuk mengalami hal-hal yang membuat kondisi mental mereka berubah, termasuk anak-anak yang mengalami kekerasan juga harus kita lakukan pendampingan,” jelasnya.
Eni mengatakan, Dinkes Muara Enim secara program juga menyediakan obat-obat untuk gangguan jiwa, bekerja sama dengan dokter spesialis jiwa dr. Ervana Ikha Yusnita, Sp.KJ. dari RSUD Rabain Muara Enim, turun bersama dengan dokter Puskesmas, dan Tim Penggerak PKK.
Kepala Dinkes Muara Enim ini juga mempersilakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan penjaringan ODMK dan ODGJ seperti ini.
“Karena kesehatan bukan cuma tugasnya Dinas Kesehatan, kita semua harus terlibat dalam memecahkan semua permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Muara Enim, bukan hanya masalah kesehatan fisik saja, tapi masalah kesehatan jiwa ini harus menjadi perhatian, karena ini salah satu Standar Pelayanan Minimal yang ada di Dinas Kesehatan yang menjadi urusan wajib,” pungkasnya. (Aal)